• Default Language
  • Arabic
  • Basque
  • Bengali
  • Bulgaria
  • Catalan
  • Croatian
  • Czech
  • Chinese
  • Danish
  • Dutch
  • English (UK)
  • English (US)
  • Estonian
  • Filipino
  • Finnish
  • French
  • German
  • Greek
  • Hindi
  • Hungarian
  • Icelandic
  • Indonesian
  • Italian
  • Japanese
  • Kannada
  • Korean
  • Latvian
  • Lithuanian
  • Malay
  • Norwegian
  • Polish
  • Portugal
  • Romanian
  • Russian
  • Serbian
  • Taiwan
  • Slovak
  • Slovenian
  • liish
  • Swahili
  • Swedish
  • Tamil
  • Thailand
  • Ukrainian
  • Urdu
  • Vietnamese
  • Welsh
Hari

Your cart

Price
SUBTOTAL:
Rp.0

Krisis Bayi Melanda China: Populasi Anjlok 2 Juta, Memicu Kekhawatiran Masa Depan

img

Sarjanamedia.org Selamat datang semoga kalian mendapatkan manfaat. Detik Ini saya ingin membahas Demografi, Populasi, Krisis Bayi, China yang sedang trending. Konten Informatif Tentang Demografi, Populasi, Krisis Bayi, China Krisis Bayi Melanda China Populasi Anjlok 2 Juta Memicu Kekhawatiran Masa Depan Pastikan Anda menyimak hingga bagian penutup.

Populasi China Menurun, Ancam Angkatan Kerja

Economict Intelligence Unit (EIU) memprediksi populasi China akan menyusut menjadi 1,317 miliar pada 2050. Tren ini menandai berakhirnya pertumbuhan populasi selama lebih dari enam dekade di Negeri Tirai Bambu.

Darren Tau, Kepala Risiko Negara Asia di BMI, memperingatkan bahwa penurunan populasi yang berkelanjutan dapat mengancam angkatan kerja China. Tingkat kesuburan di China menurun lebih cepat dibandingkan negara-negara lain di kawasan seperti Korea Selatan dan Jepang, kata Tianchen Xu, ekonom senior EIU.

Fenomena ini disebabkan oleh angka kelahiran yang tidak dapat mengejar angka kematian. Penurunan populasi juga terjadi pada tahun sebelumnya, meskipun tidak terlalu signifikan sekitar 850 ribu.

Tay dari BMI menjelaskan bahwa kenaikan biaya mengurus anak menjadi alasan keluarga China enggan memiliki anak. Hal ini karena China telah menjadi negara maju, di mana biaya membesarkan anak semakin mahal.

Semakin maju suatu perekonomian, semakin banyak keterampilan yang harus dimiliki oleh para pelaku perekonomian, dan dengan demikian, investasi yang diperlukan untuk setiap (anak) akan meningkat sebesar jumlah tersebut, jelasnya.

Selain penurunan populasi, China juga menghadapi masalah lain, yaitu risiko lonjakan beban fiskal dari masyarakat berusia tua dan pensiunan yang membutuhkan insentif untuk hidup.

Perhitungan kami menunjukkan bahwa jika usia pensiun dinaikkan menjadi 65 tahun pada tahun 2035, kekurangan anggaran pensiun dapat dikurangi sebesar 20% dan pensiun bersih yang diterima dapat ditingkatkan sebesar 30%, yang berarti meringankan beban pemerintah dan rumah tangga, kata laporan EIU.

Terima kasih telah mengikuti pembahasan krisis bayi melanda china populasi anjlok 2 juta memicu kekhawatiran masa depan dalam demografi, populasi, krisis bayi, china ini sampai akhir Jangan segan untuk mencari referensi tambahan selalu berpikir positif dan jaga kondisi tubuh. Silakan share ke orang-orang di sekitarmu. Sampai jumpa di artikel selanjutnya

Special Ads
© Copyright 2024 - SARJANA MEDIA
Added Successfully

Type above and press Enter to search.

Close Ads