• Default Language
  • Arabic
  • Basque
  • Bengali
  • Bulgaria
  • Catalan
  • Croatian
  • Czech
  • Chinese
  • Danish
  • Dutch
  • English (UK)
  • English (US)
  • Estonian
  • Filipino
  • Finnish
  • French
  • German
  • Greek
  • Hindi
  • Hungarian
  • Icelandic
  • Indonesian
  • Italian
  • Japanese
  • Kannada
  • Korean
  • Latvian
  • Lithuanian
  • Malay
  • Norwegian
  • Polish
  • Portugal
  • Romanian
  • Russian
  • Serbian
  • Taiwan
  • Slovak
  • Slovenian
  • liish
  • Swahili
  • Swedish
  • Tamil
  • Thailand
  • Ukrainian
  • Urdu
  • Vietnamese
  • Welsh
Hari

Your cart

Price
SUBTOTAL:
Rp.0

Paradoks Ekonomi: Pertumbuhan Melambung, Rasio Pajak Terpuruk

img

Sarjanamedia.org Dengan izin Allah semoga kita semua sedang diberkahi segalanya. Dalam Tulisan Ini saya ingin berbagi tentang Ekonomi, Pajak yang bermanfaat. Deskripsi Konten Ekonomi, Pajak Paradoks Ekonomi Pertumbuhan Melambung Rasio Pajak Terpuruk Pastikan Anda membaca hingga bagian penutup.

Tax Ratio: Indikator Penting Kinerja Perpajakan

Tax ratio, sebagaimana didefinisikan oleh Direktorat Jenderal Pajak, merupakan perbandingan antara total pajak yang dikumpulkan pemerintah dengan Produk Domestik Bruto (PDB) suatu negara. Indikator ini sangat penting untuk mengukur kemampuan suatu negara dalam mengumpulkan pajak dibandingkan dengan total produksi ekonominya.

Kejanggalan Tax Ratio Indonesia

Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI menemukan kejanggalan dalam kondisi pajak di Indonesia. Meskipun pertumbuhan ekonomi terus meningkat, tax ratio justru mengalami penurunan. Pada tahun 2024, penerimaan pajak mencapai Rp 1.932,4 triliun, namun hanya 97,2% dari target APBN. Padahal, pada tahun 2005, Indonesia pernah mencatatkan tax ratio di atas 12%.

Penyebab Penurunan Tax Ratio

Ketua Komisi XI DPR, Mukhamad Misbakhun, menyatakan bahwa penurunan tax ratio merupakan anomali. Ia menduga ada situasi-situasi yang perlu diperbaiki, seperti:

  • Evasion dan Avoidance Pajak: Wajib pajak yang menghindari atau tidak membayar pajak sesuai kewajiban.
  • Kelemahan Sistem Perpajakan: Sistem perpajakan yang tidak efektif dan efisien dalam mengumpulkan pajak.
  • Struktur Ekonomi: Struktur ekonomi yang didominasi oleh sektor informal yang sulit dikenakan pajak.

Dampak Penurunan Tax Ratio

Penurunan tax ratio dapat berdampak negatif pada perekonomian, antara lain:

  • Defisit Anggaran: Pemerintah akan mengalami kesulitan dalam membiayai pengeluaran publik, sehingga dapat menyebabkan defisit anggaran.
  • Ketergantungan pada Utang: Pemerintah terpaksa mengandalkan utang untuk menutupi defisit anggaran, yang dapat meningkatkan beban utang negara.
  • Pemotongan Belanja Publik: Pemerintah mungkin terpaksa memotong belanja publik untuk mengurangi defisit, yang dapat berdampak pada kesejahteraan masyarakat.

Solusi untuk Meningkatkan Tax Ratio

Untuk meningkatkan tax ratio, diperlukan upaya komprehensif dari pemerintah, antara lain:

  • Meningkatkan Kepatuhan Pajak: Meningkatkan kesadaran masyarakat tentang kewajiban pajak dan memperkuat penegakan hukum.
  • Memperbaiki Sistem Perpajakan: Menyederhanakan sistem perpajakan, meningkatkan efisiensi administrasi pajak, dan memperluas basis pajak.
  • Mendorong Pertumbuhan Ekonomi: Mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan untuk meningkatkan basis pajak.

Dengan meningkatkan tax ratio, pemerintah dapat memperoleh pendapatan yang lebih besar untuk membiayai pembangunan dan kesejahteraan masyarakat. Hal ini juga akan mengurangi ketergantungan pada utang dan meningkatkan stabilitas ekonomi.

Demikianlah informasi seputar paradoks ekonomi pertumbuhan melambung rasio pajak terpuruk yang saya bagikan dalam ekonomi, pajak Selamat menggali lebih dalam tentang topik yang menarik ini tetap fokus pada impian dan jaga kesehatan jantung. Jangan segan untuk membagikan kepada orang lain. Sampai jumpa di artikel selanjutnya

Special Ads
© Copyright 2024 - SARJANA MEDIA
Added Successfully

Type above and press Enter to search.

Close Ads