Revolusi Energi: Batu Bara Tersingkir, Era Baru Energi Bersih Terbit hingga 2027

Sarjanamedia.org Dengan nama Allah semoga kalian selalu berbahagia. Pada Waktu Ini saya ingin berbagi tentang Revolusi Energi, Energi Bersih, Batu Bara yang bermanfaat. Artikel Dengan Tema Revolusi Energi, Energi Bersih, Batu Bara Revolusi Energi Batu Bara Tersingkir Era Baru Energi Bersih Terbit hingga 2027 Pastikan Anda menyimak sampai kalimat penutup.

Permintaan baja di Asia Selatan diprediksi melonjak 8-9% pada 2025, melampaui negara-negara ekonomi lainnya. Hal ini didorong oleh peningkatan konstruksi infrastruktur dan perumahan yang membutuhkan banyak baja.

Selain itu, kebutuhan daya yang meningkat akibat pusat data di seluruh dunia juga akan memperpanjang permintaan batu bara. Lonjakan harga gas sejak invasi Rusia ke Ukraina telah menyebabkan beberapa negara importir batu bara termal, seperti China, India, dan Vietnam, mengurangi rencana pembangunan listrik berbasis gas.

Badan Energi Internasional memperkirakan permintaan batu bara global akan mencapai 8,77 miliar ton pada 2024 dan tetap pada level tersebut hingga 2027. Pergeseran global dari batu bara tetap menantang, terutama karena permintaan yang meningkat di Asia, meskipun Eropa dan AS mengalami penurunan konsumsi batu bara yang signifikan, kata Dorothy Mei, manajer proyek Global Coal Mine Tracker milik Global Energy Monitor.

Di India, panas ekstrem akibat perubahan iklim telah meningkatkan permintaan energi untuk pendinginan. Dengan permintaan listrik global yang meningkat pesat, pengamat industri menggemakan prakiraan Badan Energi Internasional bahwa permintaan batu bara akan tetap tinggi dalam beberapa tahun mendatang.

Pada 2030, permintaan listrik dari pusat data diperkirakan melampaui 35 GW, lebih dari dua kali lipat dari 17 GW pada 2022, menurut laporan Moody's Ratings. China tetap menjadi konsumen batu bara terbesar, menyumbang 56% permintaan dunia pada 2023.

Di sisi lain, sumber energi bersih tidak dibangun cukup cepat untuk memenuhi permintaan listrik yang terus meningkat, sehingga batu bara kembali menjadi pilihan. Fokus India pada pembangunan ekonomi dan infrastruktur juga telah meningkatkan konsumsi semen dan baja, industri yang sangat bergantung pada batu bara, kata seorang analis.

Selain itu, kendala utama lainnya adalah keterbatasan infrastruktur energi terbarukan, yang masih kesulitan menyalurkan tenaga surya dan angin ke seluruh provinsi.

Di luar India dan China, negara-negara lain yang membangun pembangkit listrik batu bara baru antara lain Bangladesh, Indonesia, dan Vietnam. Pada Desember 2024, India memperpanjang arahannya untuk pembangkit listrik berbasis batu bara impor agar beroperasi dengan kapasitas penuh hingga 28 Februari.

China melaporkan bahwa impor batu baranya melonjak 14,4% pada 2024 menjadi 542,7 juta metrik ton dibandingkan dengan 474,42 juta ton tahun sebelumnya. Produksi batu bara Indonesia juga naik menjadi sekitar 831 juta ton, mencapai rekor tertinggi baru pada tahun lalu.

Mei menyebut bahwa untuk China, energi terbarukan masih belum dapat memenuhi kebutuhan dalam negeri. Data Ember Energy melaporkan bahwa pangsa batu bara dalam bauran listrik Filipina melampaui China pada 2023.

Kecerdasan buatan (AI) juga telah mempercepat kebutuhan dunia akan energi. Vietnam diperkirakan telah melampaui Taiwan sebagai importir batu bara terbesar kelima di dunia. Hanya sedikit fokus pada penggunaan energi secara efisien, ketika batu bara begitu murah, kata Dave Jones, analis listrik di Ember Energy.

AS, China, dan dunia tengah berlomba-lomba untuk menjadi yang terdepan dalam AI. Tidak akan ada transisi ketika permintaan minyak, gas alam, batu bara, terus mencapai rekor tertinggi, kata Eric Nuttall, manajer portofolio senior di Ninepoint Partners.